Jumat, 08 Agustus 2008

TEROR KEMATIAN DARI BOSTON


Judul Buku :

The Missing, Psikopat Pemuja Wanita

Penulis:

Chris Mooney

Penerbit:

Dastan Books

Tahun :

Mei 2008

Tebal Buku:

500 halaman

Kejahatan yang terjadi di dunia ini, dapat diteorisasi dengan gamblangnya bahwa semuanya berasal dari sumbu kejahatan yang ada dalam diri manusia sendiri. Sigmund Frued menyebutnya “agresi”, dan menilainya sebagai unsur pokok dalam diri manusia yang melatarbelakangi hampir semua tindak kejahatan dan kekejian yang ada di dunia ini. Teori ini tampaknya terpintal erat dengan kenyatan yang tampak nyata dengan meningkatnya akselerasi tindakan kejahatan, kekerasan, kekejian dan amoralitas akhir-akhir ini. Teori kebenaran korespondensi menyebutnya sebagai persesuaian antara gagasan dan fakta.

Larisnya novel-novel yang bertemakan kekejian, kekerasan dan ataupun kekejaman (thriller) adalah perpaduan antara kenyataan yang ada dan kontruksi pengarang untuk mereproduksinya kedalam bentuk tulis. Namun demikian sebaliknya, rekonstruksi wacana kekejian yang ada di dunia tulis, sekaligus juga bisa menyumbangkan reproduksi baru bagi tindak kekerasan. Saking banyaknya novel dan karya sastra tentang kekerasan, kekejian dan kejahatan manusia, rak-rak toko buku dan perpustakaan di seluruh dunia, hampir tidak terlewatkan tanpanya. Haruki Murakami novelis Jepang menulis novel best sellernya Kafka on the Sour, yang bercerita tentang konflik diri dari seorang anak yang disebutnya “gagak” dan Kafka sekaligus, dengan teori Oidipus complex sebagai teori dasarnya. Lisa Jackson dengan Absolute Fear, Beverly Barton dengan Killing her Sofly. Semuanya bertutur tentang detail kejahatan yang ada di dunia ini, yang tentunya oleh para penulisnya, dinilai bertolak dari keberadaan “ roh jahat” dalam diri seorang manusia.

Novel The Missing, Psikopat Pemuja Wanita, karya Chris Mooney yang ada di tangan pembaca kali ini tersaji dengan grand tema tentang “split personality” dari diri seorang anak manusia. Keterasingan jiwa ini dimulai dengan keterasingan seorang anak dari lingkungannya yang diciptakan oleh orang tuanya sendiri. Boyle, sang tokoh psikopat, dalam novel ini mengalami tindak kekerasan dan intimidasi psikologis semenjak kecil, dan berakibat pada pemumpukan memori yang membentuk karakter dirinya. Memori-memori kelam inilah yang membentuk sesosok Boyle –(Daniel Boyle) sebagai seorang Psikopat.

Semenjak saat itu, yang dimengerti oleh Boyle adalah sebuah kenikmatan yang “menyimpang”. Boyle hanya mampu merasakan kenikmatan dengan melakukan kekejaman, kekejian bahkan pembunuhan. Sebagaimana apa yang telah dilakukan oleh orang tuanya dulu padanya. Hal yang tampak agak ‘aneh’ pertama kali dirasakan menyeruap pada diri Boyle kecil seketika setelah melihat kucing peliharaannya mati di tangannya sendiri. Keanehan inilah yang dinilai sang psikopat (Boyle) sebagai kesenangan dan kenikmatan hidup. Setelahnya, berturut-turut dan menjadi daya magis untuknya adalah mencari hiburan dengan menciptakan banyak kematian dan penyiksaan. Tak luput, Boyle yang sudah menginjak remaja menghadirkan teror pada keluarganya sendiri. Ibu dan Bapaknya, serta orang-orang di keluarganya terkapar kaku silih berganti oleh tangannya.

Di Boston, ibu kota negara bagian Massachusetts, di mana Boyle hidup, belasan wanita hilang. Oleh kepolisian Boston, diidentifikasi sebagai korban penculikan. Berpuluh tahun kemudian mereka ditemukan dalam keadaan sangat mengenaskan, dengan keadaan mati dan sebagian kecil yang masih hidup. Hidup wanita-wanita ini dijadikan permainan, seperti tikus yang dikurung dalam labirin penyiksaan. Tiap perubahan yang terjadi pada mereka, sejak mulai diculik hingga mati diabadikan sipelaku dengan foto. Mereka yang masih bisa bertahan hidup ditemukan dalam keadaan sangat mengenaskan, dalam diri mereka yang tersisa tinggal tulang berbalut kulit kasar yang penuh ditumbuhi dengan bulu-bulu putih seperti layaknya binatang.

Kepolisian Boston belum juga dapat menerka motif punculikan yang terjadi. Punculikan yang nyaris sempurna dan tanpa pola. Sang penculik mampu menggiring asumsi kepolisian kepada penjahat-penjahat yang mereka inginkan. Oleh TKP –tempat kejadian perkara, selalu meloloskan mereka dengan jalan meninggalan bukti yang mengarah pada penjahat lain. Traveler –begitulah kepolisian Boston menyebut para punculik ini, menghadirkan teror kematian di seluruh kota bagian Amerika Serikat.

***

Daniel Boyle memang pemuda pendiam. Setidaknya begitulah semua tetangganya mengenal pemuda ini. Hampir tidak dapat diterima bahwa dialah yang selama ini menjadi target kepolisian Boston. Bagaimana mungkin Daniel Boyle yang adalah anak rumahan, yang untuk sekedar keluar rumah dan bertutur sapa dengan tetangga-tetangganya saja malas, melakukan tindakan-tindakan penculikan dan bahkan pembunuhan? Namun begitulah kenyataannya, dan disaksikan langsung oleh mereka sendiri, bahwa terjadi pengepungan di rumah Boyle, setelah ditemukan berbagai barang bukti (files) yang mengarah kepadanya. Boyle tewas tertembus lima timah panas dari kepolisian Boston ketika melakukan perlawanan sengit. Bahwa Boyle sang pemuda pendiam adalah sekaligus Traveler –penjahat kakap, nomor wahid, yang dicari polisi. Mampu melakukan penculikan sekaligus pembunuhan hampir di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

Chris Mooney pengarang buku The Missing yang saat ini anda nikmati, ia adalah penulis novel yang laris secara internasional. Novel-novelnya selalu masuk nominasi best seller, di antara karyanya adalah Deviant Ways, Word Without End, Remebering Sarah, menjadi nominasi Edgar Award dan Barry Award untuk kategori novel terbaik. Dan buku ini sendiri The Missing menjadi novel pilihan Internasional Book of the Month Club. Klub internasional pecinta buku dengan 22 juta pembaca di hampir 13 negara. Buku ini diakui sebagai buku terlaris internasional yang mampu menyapu pembaca ke dalam alur dramatis penceritaan Mooney.

Novel ini layak dikonsumsi oleh siapapun, lebih-lebih mereka yang bergerak dalam penegakan hukum (polisi ataupun aparatus negara). Novel ini menyajikan prespektif lain dalam memandang tindak penculikan, menghadirkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak terduga dalam pola kejahatan penculikan. Novel ini secara global menghadirkan pola-pola pelik tindakan kejahatan yang ada di dunia ini. Kejahatan tidak selalu hadir dalam satu wujud lumrahnya yakni kekerasan. Kejahatan bisa mungkin berbungkus manis sebagai seorang agen FBI, yang dalam novel ini ditemukan dalam personifikasi Ricard Fowler. Dan akhirnya, ketajaman pena Mooney ini menjadikan kisah ini begitu memikat, menegangkan sekaligus menyentuh.

*Mustatho’, Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, aktivis The Indonesian Famous Institute dan Ciputat’s Writing Center (CiTiTer)..

Alamat, Jl. Legoso Raya, RT. 03/07, No. 28, Pisangan, Ciputat, 15419.

No Rek. KCP BCA Bojonegoro 8640042576 a.n Mustatho’

Telp. 021 32678034. Hp. 0815 7878 5376

Blog. http//.mustathok.blogspot.com

Email. tatok.m@gmail.com

Tidak ada komentar: