Jumat, 08 Agustus 2008

Antara Amerika dan Zionisme


Judul : The Power of Israel in USA, Zionis Mencengkeram Amerika dan Dunia

Penulis : Prof James Petras

Penerbit :Zahra Publishing House
Tahun:
Januari, 2008

Tebal: 336 hlm

Albert Einstein, fisikawan terbesar abad 20, ahli filsafat Martin Buber, dan Prof Judah L Magnes Guru Besar Universitas Hebrew Jerusalem, mereka adalah orang Yahudi. Tetapi, apakah mereka mendukung atau minimal menyetujui adanya gerakan Zionisme? Tidak, alih-alih menyetujui, mereka bahkan menolak keras keberadaan paham Zionisme ini. Para ilmuan ini berpandangan bahwa keberadaan Zionisme yang menghendaki pendirian Negara Israel di Palestina akan mengakibatkan terjadinya pertikaian dengan penduduk asli yang telah bertempat tinggal dan bekerja di sana semenjak berabad-abad. Zionisme juga akan banyak merugikan kaum Yahudi sendiri, yakni kecurigaan terhadap kaum Yahudi sebagai pemilik kesetiaan ganda dan kewarganegaraan rangkap.

Menurut Robert Garaudy, salah anggap pengeneralisasian Zionisme sama dengan Yudaisme berasal dari sejarah panjang yang dimilikinya. Zionisme pada awal pertumbuhannya sebenarnya hanyalah gerakan penganut Yudaisme yang menginginkan datangnya sang Juru Selamat kelak pada akhir zaman. Sebagaimana kedatangan Ibrahim kepada kaumnya ataupun kedatangan Musa kembali bagi kaum Yahudi. Gerakan Yudaisme (Zionisme keagamaan) ini sebenarnya hanya menginginkan sebuah pusat kegiatan spiritual yang memungkinkan tersebarnya kebudayaan dan agama Yahudi ke seluruh dunia. Namun, gerakan Yudaisme ini kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok orang Yahudi untuk sekaligus melegitimasi berdirinya Negara Yahudi (Israel) di Palestina. Zionisme agama telah menjadi Zionisme politik.

Zionisme politik -untuk menyebut paham yang menginginkan pendirian Negara Israel ini kemudian mendapatkan dukungan melimpah dari ekonom dan politikus berdarah Yahudi yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan di Amerika Serikat. Buku The Power of Israel in USA, karangan Profesor Petras ini menerangkan dengan gamblang semua alasan mengapa negara super power Amerika Serikat menuruti apa pun bentuk keinginan Israel. Tidak hanya pada masalah ekonomi, Petras juga menyajikan sekenario agung antara Yahudi-Zionis dan Parlemen Amerika dalam kebijakan perangnya. Perang untuk memberangus negara-negara yang dianggap mengancam kepentingan pendirian Negara Israel. Tidak mengherankan kemudian mengapa di Timur Tengah selalu ditemukan konflik dan peperangan dan mungkin juga tidak pernah bakal ada perdamaian, selama kepentingan Israel belum dianggap aman dan mapan.

Hubungan trilogi adalah kata tepat untuk menggambarkan hubungan intim dan korelasional antara Israel-Zionis, pemerintahan Amerika dan Yahudi-Zionis warga negara Amerika. Langkah tepat untuk menggambarkan hubungan ini adalah hubungan ideologis yang mengikat ketiganya. Antara Amerika Serikat, Israel-Zionis dan Yahudi Amerika memiliki keterpautan ideologis. Amerika mengusung kepentingan zionisme dalam rangka peremajaan ideologi kapitalismenya. Karena bagaimanapun Yahudi-Zionis Amerika selalu menyokong permodalan Amerika, baik sebagai kompensasi terpenuhinya kepentingan politik yang mereka inginkan ataupun karena kewarganegaraan mereka sebagai warga sah dari negara superpower ini.

Hubungan penuh kepentingan antara Amerika dan Zionisme ini secara kasat memang tidak mudah dipahami. Prof Petras, Guru Besar Emeritus Brighamton University USA ini, mensinyalir kuatnya pro-Israel dan lobi Yahudi di Amerika ini hampir menyentuh semua sektor pemerintahan. Hubungan yang telah mengakar begitu lama dan dengan bentukan sejarah panjang yang tidak mungkin dapat dipatahkan begitu saja. Ada romantisme dan rasa kepemilikan antara keduanya. Tidak aneh kemudian jika ditemukan di dalam pengambilan kebijakan Amerika Serikat dan dewan penasihat dalam lingkungan pemerintahan Amerika serikat orang-orang Yahudi atau pun Amerika sendiri yang mengusung kepentingan Zionisme.

Buku yang ada di tangan pembaca saat ini adalah karya terlengkap dari seorang pengamat politik ulung Amerika Serikat Prof Petras, Guru Besar Emeritus Brighamton University USA. Di samping menganalisis peta kekuatan Israel di USA, buku ini dilengkapi dengan peta prediksi politik Amerika Serikat ke depan.

Kelebihan dari buku ini terletak pada kajian historis-analitisnya yang menyajikan secara detail langkah-langkah antisipatif yang dapat dilakukan dalam menghadapi rongrongan Zionisme, baik melalui Israel maupun lewat kebijakan politik Amerika Serikat.

Buku ini layak mendapat apresiasi dan dibaca oleh semua kalangan tidak hanya bagi mereka yang peduli tentang fakta Zionisme, tetapi juga bagi mereka yang khawatir terhadap perdamaian dunia secara umum. [Mustatok, alumnus UIN Sunan Kalijaga, aktif di The Indonesian Famous Institute Jakarta dan Kelompok Studi Tlaga Hijau, Ciputat]

Tidak ada komentar: